Portal berita partai gerindra, prabowo subianto

Tantangan dan Harapan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pada Rabu (24/4/2024), Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah secara resmi menetapkan Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Penetapan ini dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum yang diajukan oleh pasangan calon lainnya. Pasangan Prabowo-Gibran berhasil meraih 58,59% suara sah dari total suara pilpres yang mencapai 164.227.475 suara.

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih dijadwalkan akan berlangsung pada Minggu 20 Oktober 2024. Kabinet Prabowo-Gibran dalam era pemerintahannya telah menjadi sorotan, termasuk dalam sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM). Sebagai penulis, saya ingin fokus pada pentingnya sektor ESDM dalam menghadapi era transisi energi yang tengah dihadapi saat ini.

Dalam bidang minyak bumi, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, di antaranya adalah penurunan lifting minyak yang terus terjadi. Investasi dalam sektor hulu migas juga masih perlu ditingkatkan untuk menarik investor asing agar lebih tertarik berinvestasi di Indonesia. Meskipun cadangan minyak nasional cukup besar, namun tanpa eksplorasi yang masif, cadangan tersebut tidak akan berarti banyak.

Di sisi lain, transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT) juga menjadi prioritas. Komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih awal harus didukung dengan kebijakan yang memadai. Pengembangan EBT sudah mulai menunjukkan perkembangan, namun masih perlu didorong lebih jauh mengingat potensi yang masih besar namun belum termanfaatkan sepenuhnya.

PLN telah melakukan berbagai langkah dalam mengembangkan EBT, termasuk dalam rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT. Pengurangan penggunaan batu bara dalam PLTU juga harus segera dilakukan, dengan mencari alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan seperti limbah padat kelapa sawit atau pelet kayu.

Pemerintah juga perlu memprioritaskan pengembangan dan pemanfaatan pelet kayu sebagai substitusi batu bara di PLTU, serta mengembangkan teknologi baru seperti penggunaan ammonia hijau pada PLTU untuk mencapai target dekarbonisasi lebih cepat. Semua upaya ini harus didukung dengan kebijakan yang jelas dan dukungan dari semua pihak agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih berkelanjutan dalam hal energi.

Source link