FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah akademisi Universitas Airlangga (UNAIR) yang didominasi oleh dokter melakukan aksi unjuk rasa. Mereka memprotes pencopotan Prof Budi Santoso dari jabatannya karena menolak program dokter asing di Indonesia.
Menanggapi aksi tersebut, seorang pegiat media sosial yang juga seorang dokter, dr Tifauziyah Tyassuma, memberikan respons dingin. Menurutnya, yang seharusnya didemo adalah pemberlakuan undang-undang yang memperbolehkan dokter asing bekerja di Indonesia.
“Undang-Undang Kesehatan Omnibus Law tahun 2023 sudah menyebutkan bahwa Dokter Asing diizinkan oleh Undang-Undang untuk bekerja di Konoha,” tulis Dokter Tifa, memulai cuitannya.
Artinya, lanjutnya, kebijakan Menkes untuk impor Dokter Asing sebanyak 1 juta orang sudah memiliki perlindungan dari Undang-Undang. “Jika 91 Dekan Fakultas Kedokteran selain Prof BUS menolak, kemungkinan akan menghadapi nasib yang sama dengan Prof BUS,” tambahnya.
“Jadi, Para Dokter sekalian, yang harus dilakukan bukanlah melakukan demo agar Prof BUS dipulangkan. Tetapi negara ini harus diubah. Sudah terlalu banyak setan yang menjadi pejabat,” tegasnya, dikutip pada Sabtu (6/7/2024).
“Waktu UNAIR diam, namun dengan adanya peristiwa seperti ini, semakin banyak orang bangun. Seharusnya semua akademisi di kampus bangun. Jangan diam saja. Lakukan mogok massal di seluruh kampus di Indonesia. Rakyat juga harus turut serta, jangan diam asalkan perut kenyang. Berhentikan distribusi secara massal. Pemerintahan harus dihadang,” balasan dari seorang warganet di kolom komentar.
“Dokter impor? Apakah kita kekurangan dokter? Padahal kenyataannya masih banyak dokter yang distribusinya saja tidak berjalan dengan baik…,” komentar lainnya.