Munculnya wacana debat terbuka antara Pakar Hukum Mahfud MD dan Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menarik perhatian publik. Pasca Habiburokhman menyebut Mahfud sebagai orang yang gagal, Pegiat Media Sosial bercentang biru bernama Nakula mengusulkan agar dilakukan debat antara kedua tokoh tersebut. Nakula berharap ada stasiun televisi atau perguruan tinggi yang bersedia menggelar debat tersebut. Usulan Nakula pun mendapat respon positif dari berbagai warganet, yang setuju dengan gagasan tersebut.
Debat terbuka antara Mahfud dan Habiburokhman menjadi sorotan setelah Mahfud mengungkapkan kebingungannya terkait sikap Presiden Prabowo terkait pemberantasan korupsi. Dia menyoroti pernyataan Prabowo yang berubah-ubah terkait penindakan koruptor, dimana awalnya akan disikat namun kemudian akan diberi maaf asal mengembalikan uang hasil korupsi. Hal ini mengundang reaksi tegas dari Mahfud yang menegaskan bahwa pihak yang melaksanakan pengampunan koruptor tanpa perubahan aturan bisa dikenakan pidana.
Respon Habiburokhman yang menyindir Mahfud terkait pernyataannya juga menambah keriuhan di media sosial. Kedua tokoh ini menjadi pusat perhatian publik dengan adanya wacana debat terbuka yang diharapkan dapat membuka ruang diskusi yang sehat dan memperjelas posisi masing-masing. Semua ini mencerminkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Semoga upaya pembahasan ini dapat membawa manfaat dan solusi yang baik untuk permasalahan korupsi di Tanah Air.