Cedera ACL merupakan salah satu cedera yang paling ditakuti oleh para pesepak bola, menurut Dr. Robert Marx, seorang dokter ortopedi dari Hospital for Special Surgery (HSS). Cedera ini dapat terjadi tanpa adanya kontak langsung dengan pemain lain, hanya akibat perubahan arah yang mendadak saat berlari atau melakukan manuver di lapangan. Penyebab cedera ACL dalam sepak bola biasanya terjadi saat gerakan seperti pivoting (berputar pada satu kaki) dan cutting (perubahan arah secara tiba-tiba), dimana struktur ACL bertanggung jawab menjaga stabilitas lutut.
Cedera ACL dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan pencitraan medis seperti MRI. Pemeriksaan fisik meliputi tes Lachman dan pivot shift, sementara MRI digunakan untuk melihat sejauh mana kerusakan pada ACL dan jaringan di sekitarnya. Pengelolaan cedera ACL tergantung pada tingkat keparahan cedera, dimana cedera ringan dapat ditangani dengan terapi fisik, sedangkan cedera parah memerlukan tindakan operasi rekonstruksi ACL menggunakan cangkok tendon.
Cedera ACL dapat berdampak besar pada karier seorang pesepak bola, dengan masa pemulihan setelah operasi ACL memakan waktu antara 9 hingga 12 bulan. Selain dampak fisik, cedera ini juga dapat mempengaruhi mental pemain, menyebabkan ketakutan untuk kembali bermain. Untuk mencegah cedera ACL, latihan yang menitikberatkan pada kekuatan otot, keseimbangan, dan kelincahan sangat penting, disertai dengan pemahaman teknik yang benar dalam gerakan di lapangan. Upaya pencegahan tetap menjadi langkah terbaik untuk menjaga kesehatan lutut dan meminimalkan risiko cedera dalam sepak bola.
