Kementerian Agama akan menyelenggarakan Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1446 H sore ini di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat. Sidang isbat ini akan menentukan secara resmi tanggal perayaan Idul Fitri 2025 di Indonesia. Menurut Menteri Agama Nasaruddin Umar, proses pemantauan hilal akan dilakukan di 33 titik strategis di seluruh Indonesia, yang salah satunya di setiap provinsi kecuali Bali yang sedang merayakan Nyepi.
Hasil pemantauan hilal ini akan menentukan apakah Idul Fitri jatuh pada Minggu, 30 Maret, atau Senin, 31 Maret 2025. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengatakan bahwa rukyatulhilal bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga bagian dari komitmen terhadap ilmu falak dan pelayanan umat.
Menurutnya, rukyatulhilal bukan hanya tentang melihat bulan, tetapi juga untuk memastikan ketepatan hisab dan memberikan kepastian kepada umat Islam mengenai waktu ibadah. Meskipun hilal sulit terlihat secara astronomi, namun rukyat tetap dilakukan karena hal ini adalah bentuk penghormatan terhadap metode yang dianut oleh sebagian masyarakat dan upaya pengembangan ilmu pengetahuan.
Rokhmad menekankan bahwa pergerakan benda langit bersifat dinamis dan rukyat menjadi momen pembuktian akurasi hitungan hisab yang digunakan. Proses rukyat juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ini menunjukkan keseriusan Kementerian Agama dalam menentukan waktu perayaan Idul Fitri yang tepat dan akurat untuk umat Islam di Indonesia.
