Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, menyuarakan kekecewaannya terhadap sikap Bahlil Lahadalia dalam menangani isu tambang langsung kepada para senior Partai Golkar. Said Didu mengirim pesan kepada tokoh-tokoh seperti Aburizal Bakrie dan Jusuf Kalla, menanyakan apakah mereka setuju dengan perilaku Bahlil yang dinilai mengorbankan kepentingan negara. Ia juga mencermati dua kasus besar yang menunjukkan keberpihakan Bahlil terhadap oligarki dan perusahaan asing, serta mencoba mempertanyakan integritas dan keberanian Menteri Bahlil dalam menjaga kedaulatan negara, terutama di wilayah yang rawan eksploitasi tambang. Selain itu, Evita Nursanty dari Komisi VII DPR RI juga menyoroti potensi benturan antara industri tambang nikel dan kelestarian ekosistem pariwisata di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mengingat perlunya perlindungan terhadap keindahan alam dan aktivitas ekstraktif yang dapat mengancam kawasan tersebut. Dengan adanya persoalan tersebut, Evita menekankan pentingnya penindakan terhadap lonjakan aktivitas pertambangan di Raja Ampat untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
Raja Ampat Rusak: Tuding Bahlil-Jadi Alat Asing

Read Also
Recommendation for You

Melki Sedek Huang, seorang aktivis politisi muda, mengomentari isu pemakzulan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming…

Kader PSI yang sering dikaitkan dengan dukungan terhadap Jokowi, Dian Sandi Utama, baru-baru ini mengunggah…

Pakar Hukum Dr. Fahri Bachmid Membedah Implikasi Putusan MK terhadap Kewenangan Daerah Khusus Kuliah umum…

Pegiat media sosial, John Sitorus memberikan pandangannya tentang perbandingan antara Gubernur Aceh dan Gubernur Sumatera…