Ketua Umum Forum Cendekiawan Melanesia Indonesia (Forkamsi) Albert Hama, mengutuk keras pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Pernyataan itu terkait dengan permintaan Bahlil Lahadalia kepada masyarakat Papua untuk tahu diri karena Presiden Jokowi sudah banyak berbuat untuk mereka.
Pernyataan Bahlil Lahadalia itu dianggap sangat tendensius dan merendahkan martabat masyarakat Papua serta menyebabkan kesalahpahaman. Terlebih lagi pernyataan tersebut berasal dari seorang menteri pembantu Presiden Jokowi.
“Kami sangat tersinggung dengan pernyataan Bahlil itu. Mengapa kami sebagai orang Papua harus diminta untuk tahu diri,” tegas Albert kepada pojoksatu.id, pada Sabtu (25/11/2023).
Ketua Perkumpulan Masyarakat Adat Papua di Maluku Utara menyatakan bahwa orang Papua tidak pernah meminta perhatian ekstra dari pemerintah, terutama dari Presiden Jokowi. Bahkan, kekayaan Papua saat ini telah banyak memberikan kontribusi dalam kesejahteraan pemerintah dan masyarakat Indonesia.
“Apakah kami (rakyat) pernah meminta? Bahlil harus menyadari bahwa apa yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi tidak ada apa-apanya dengan apa yang telah negara dan pemerintah ini ambil dari orang Papua,” tegasnya.
“Jadi, jangan keterlaluan, jangan mencoba memanfaatkan orang Papua,” tambah Albert.
Oleh sebab itu, ia meminta agar Bahlil segera meminta maaf kepada seluruh masyarakat Papua karena pernyataannya telah menjadi contoh buruk terhadap sikap seorang pejabat.
“Bahlil perlu belajar tentang tata cara dalam berurusan dengan rakyat dan pemimpin. Jangan sembrono jika tidak tahu. Kami ingin agar Bahlil segera meminta maaf,” pungkas Albert.