Portal berita partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Makna Filosofis dari Buah Nyiur di Lambang Pramuka menjadi Perbincangan karena Kebijakan Nadiem

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pramuka menjadi topik yang sering dibicarakan di media sosial belakangan ini. Hal ini terjadi akibat peraturan baru dari Kementerian Pendidikan yang menghapuskan pramuka dari ekstrakurikuler wajib di sekolah.

Regulasi tersebut diatur dalam Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 dan disusun oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Di Indonesia, Pramuka sangat erat kaitannya dengan pendidikan, dimulai dari sekolah dasar hingga menengah. Bahkan di banyak sekolah, terutama sekolah negeri, seragam Pramuka digunakan setiap minggu lengkap dengan emblem.

Salah satu emblem yang melekat pada seragam Pramuka biasanya berbentuk seperti kelapa atau buah nyiur. Menurut Pramuka.or.id, emblem tersebut diciptakan oleh Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga merupakan pegawai Departemen Pertanian.

Pencipta emblem Pramuka ini lahir pada tanggal 29 Februari 1903 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.

Terdapat enam arti dari emblem tersebut, yaitu:

Buah nyiur yang tumbuh diidentifikasi sebagai cikal, yang dalam bahasa Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Ini menunjukkan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Buah nyiur dapat bertahan dalam berbagai kondisi. Ini menunjukkan bahwa setiap Pramuka adalah individu yang kuat, sehat, ulet, dan berdeterminasi tinggi dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam pengabdian kepada tanah air dan bangsa Indonesia.

Nyiur dapat tumbuh di mana-mana, menunjukkan fleksibilitas Pramuka dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Nyiur tumbuh tegak dan tinggi, menunjukkan cita-cita tinggi dan mulia dari setiap Pramuka.

Akar nyiur yang kuat dan erat melambangkan tekad dan keyakinan Pramuka dalam memperjuangkan cita-cita mereka.

Nyiur adalah pohon serbaguna, dari ujung hingga akarnya, menggambarkan bahwa setiap Pramuka adalah individu yang berguna dan siap membaktikan dirinya untuk kepentingan tanah air, bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan umat manusia.

(Arya/Fajar)