Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose ditemui seusai perayaan HUT ke-41 PT Pindad di Kantor Pindad, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, Senin (29/4). Foto: Nur Fidhiah Shabrina/jpnn.com
Kondisi politik global yang sedang memanas seiring konflik di benua Eropa maupun Timur Tengah turut mempengaruhinya penjualan alutsista dalam negeri. Sejumlah negara pun mulai meningkatkan basis pertahanannya guna mengantisipasi eskalasi perang di sejumlah negara. Di tengah persoalan ini, PT Pindad yang merupakan perusahaan milik negara ini mendapatkan banyak orderan alat utama sistem senjata (alutsista).
“Yang paling terasa adanya dampak global ini harga bahan baku memang naik. Tapi ini juga membuka peluang kita ada order datang dari luar yang tidak tahu apakan ini terkait dengan konflik atau tidak,” kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, Senin (29/4).
Pada usia ke-41, Pindad saat ini telah memperolehan kontra mencapai Rp25,8 triliun, dengan pertumbuhan 24,7 persen dari tahun sebelumnya. Sementara angka penjualan mampu meningkat hingga mencapai nilai Rp7,98 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian industri pertahanan dalam negeri senantiasa meningkat melalui kontribusi Pindad dalam menyediakan alutsista. Raihan tersebut didapat atas komitmen Pindad beserta anak perusahaan dan afiliasinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mendorong ekspor serta menyerap tenaga kerja.
Berbagai inovasi pun dilakukan dari produk yang dihasilkan seperti kendaraan tempur medium tech, Harimau dan kendaraan taktis Maung yang sudah sampai ke varian tiga, teknologi remote control weapon juga sudah menyempurnakan Panser Anoa Pindad, serta Canon 90mm yang juga menjadi kehandalan Ranpur Badak PT Pindad.
PT Pindad merambah penjualan alutsista ke Timur Tengah. Penjualan alat senjata ini pun meningkat 24,7 persen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News