Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kegembiraannya atas peningkatan produktivitas jagung di Kabupaten Sumbawa. Dia menyatakan bahwa hasil panen jagung di Sumbawa rata-rata mencapai 8 ton per hektare dengan penggunaan benih yang tangguh. Jokowi menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dengan memastikan bahwa hasil panen mencapai standar yang diharapkan.
“Yang paling penting menurut saya produktivitasnya harus naik. Misalnya di sini menggunakan benih tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7-8 ton. Kalau yang BC juga sama bisa 7-8-9 ton, nah produksinya harus seperti itu,” ujar Presiden Jokowi di area jagung Kelompok Tani Kedawan, Brang Biji, Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, Kamis (2/5), dikutip dari JPNN.
Jokowi juga menyoroti perlunya menjaga keseimbangan harga jagung agar tetap menguntungkan bagi petani dan peternak. Hal ini penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Dia menyebutkan bahwa saat ini terjadi penurunan harga akibat oversupply pasca panen besar di beberapa daerah, seperti Sumbawa, Dompu, dan Gorontalo.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri hilirisasi yang dapat menyerap produksi petani secara besar-besaran. Jokowi menegaskan perlunya industri yang dapat mendekati lahan-lahan pertanian jagung untuk mengolahnya menjadi berbagai produk, seperti pakan ternak, minyak jagung, dan produk olahan lainnya.