FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Setelah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menarik dana perdagangan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI pada pekan lalu, terjadi pelemahan.
Posisi perdagangan saham BSI berakhir di zona merah setelah pengumuman tersebut. Bank pelat merah tersebut tampaknya harus berjuang agar kondisinya tetap sehat.
Terkait penurunan saham BSI, warganet di media sosial lebih mendukung aksi Muhammadiyah. Mereka menemukan bahwa salah satu alasan Muhammadiyah menarik dana karena BSI kini diisi oleh politisi.
“Ikatannya BSI menjadi Komisarisnya dari Muhammadiyah. Ternyata Komisarisnya Politikus Gerindra Felicitas..Melihat BSI dimasuki unsur politik, Muhammadiyah memilih menarik dananya dari BSI..Saya setuju, jangan sampai kemungkinan uangnya dicuri. Bravo Muhammadiyah,” tulis akun @Fatimah81819162.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penurunan saham BSI adalah hal yang wajar terjadi, terutama karena Muhammadiyah merupakan organisasi masyarakat terbesar di Indonesia.
Meskipun begitu, katanya, tren negatif perdagangan saham dan sentimen terhadap BSI tidak akan berlangsung lama.
Ibrahim menyebut penarikan dana juga dipolitisasi oleh beberapa kelompok yang kritis terhadap pemerintah.
“Karena dipolitisasi, maka terjadi kehebohan terhadap saham emiten BSI di bursa efek. Saya yakin penurunan saham ini bersifat sementara,” kata Ibrahim seperti yang dilansir dari Tempo, Rabu, 12 Juni 2024.
Seperti yang diketahui, PP Muhammadiyah resmi mengumumkan penarikan dana dari BSI pada Rabu, 5 Juni 2024. Pelemahan terus berlanjut hingga akhir pekan lalu, Jumat, 7 Juni 2024, sahamnya ditutup di Rp 2.180 per lembar. Padahal, pada awal pekan, saham BSI masih bertahan di zona hijau.