FAJAR.CO.ID, JAKARTA- Guru besar filsafat moral, Franz Graf von Magnis atau Romo Magnis, menekankan pentingnya keberadaan partai oposisi dalam sistem demokrasi.
Dalam Diskusi Publik bertajuk “Hukum sebagai Senjata Politik” yang diselenggarakan oleh Nurcholish Madjid Society di Jakarta, Rabu (19/6/2024), Romo Magnis menyatakan bahwa demokrasi bisa terancam jika pemerintahan didukung oleh hampir semua partai politik.
“Demokrasi menurut saya akan habis kalau suatu pemerintah didukung oleh hampir semua partai, lalu eksekutif bisa berbuat apa saja,” kata Romo Magnis, dikutip dari ANTARA.
Romo Magnis menyoroti bahwa dalam konteks pemberantasan korupsi, kehadiran partai yang bebas dari intervensi sangat diperlukan.
“Yang saya khawatirkan, kalau korupsi jalan terus, kalau partai-partai mudah diadopsi oleh pemerintah, lalu kita akan ke mana?” ujarnya.
Lebih lanjut, Romo Magnis menilai pentingnya keragaman ideologi di parlemen, termasuk keberadaan partai kiri. Ia mengungkapkan bahwa ketidakhadiran partai kiri bukan karena dilarang, melainkan karena tidak dipilih, kemungkinan besar akibat trauma sejarah tahun 1965-1966 yang mengaitkan kata “kiri” dengan komunisme.
“Partai-partai kita kok tidak punya partai kiri? Itu bukan karena partai kiri dilarang, tetapi tidak dipilih. Saya kira itu trauma, 1965–1966 kata ‘kiri’ dikira komunis. Suatu demokrasi tanpa partai kiri, sebetulnya tidak masuk akal,” ucapnya.
Pada forum diskusi tersebut, Romo Magnis juga menyinggung tentang pentingnya reformasi dalam sejarah Indonesia. Ia memuji reformasi sebagai peristiwa luar biasa yang berhasil menginstal demokrasi di Indonesia, berkat perjuangan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat.