FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional (PDN) kini berdampak ke berbagai sektor. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan bahwa serangan siber terhadap PDN mengakibatkan gangguan layanan di 282 instansi pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Akademisi dan pegiat media sosial, Ardianto Satriawan, memberikan pandangannya. Menurutnya, serangan ransomware tersebut berdampak signifikan bagi masyarakat.
Melalui akun @ardisatriawan di X, Ardianto merinci dampak dari serangan terhadap PDN, antara lain:
1) Ribuan paspor belum dapat dicetak, layanan percepatan paspor dan pengambilan paspor terhenti,
2) Bagi diaspora, jika paspor kedaluwarsa ketika masih memiliki residensi, perpanjangan residensi memerlukan paspor. Jika tidak ada residensi, risiko deportasi meningkat,
3) Data sekitar 800 ribu penerima KIPK hilang tanpa adanya cadangan,
4) Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) tertunda (beasiswa untuk dosen ke luar negeri), padahal jadwal kuliah di luar negeri tidak berubah,
5) Terkait BPI, dana beasiswa bagi penerima mungkin terlambat cair. Bayangkan tinggal di luar negeri dengan biaya hidup yang jauh lebih tinggi, dan dana terlambat cair,
6) Aplikasi Srikandi untuk pengarsipan nasional tidak dapat diakses,
7) Verifikasi data Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terganggu di beberapa daerah.
“Apa yang disebutkan di atas baru sebagian dampaknya, ingat, ada total 282 layanan yang terganggu akibat serangan terhadap PDN. Dalam waktu cepat atau lambat, kehidupan kita pasti akan terpengaruh,” ujar Ardianto.