FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkesan mengkritik kegiatan impor beras kini jadi sorotan publik.
Pasalnya, Jokowi menyebut, impor beras yang masih dilakukan di Indonesia menjadi salah satu biang kerok harga komoditas tersebut menjadi mahal.
Menurut Jokowi, kegiatan impor beras membuat adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan dengan skema Free on Board (FOB).
Ia menjelaskan, jika dihitung dengan skema FOB, harga beras sudah cukup mahal. Besarannya mencapai US$530-US$600 per ton atau sekitar Rp8 juta-Rp9 juta per ton.
Pernyataan itu kini viral di media sosial. Salah satunya diunggah akun @undercover.id di Instagram.
Warganet pun menyampaikan komentar menohok atas pernyataan Jokowi. Sebab, impor beras merupakan kebijakannya sendiri sebagai orang nomor satu Indonesia.
“Satu2nya presiden yang mempunyai kepribadian ganda🤣🤣🤣🤣,” tulis seorang netizen di kolom komentar unggahan itu.
“Jokowi aja nyalahin kebijakan presiden, apakah Jokowi anak Abah?,” sindir lainnya.
“Ini ga ada yg niat bawa dia ke psikolog gtu,” kritik lainnya.
“Tapi ini orang kaya bener sikopat / kena alzhemeir ga sih? Dia yg punya kuasa, dia yg buat aturan, dia yg bantah sendiri. Si gibran juga terindikasi sikopat kan?,” tanya warganet lainnya.
Untuk diketahui, dalam skema FOB sendiri, Indonesia sebagai importir harus membayar harga distribusi dari pelabuhan tempat masuknya beras ke gudang distribusi besar untuk pembeli.
Biaya distribusi atau cost freight-nya sendiri dipaparkan Jokowi mencapai US$40 per ton atau sekitar Rp606 ribu per ton.