Aditya Rahman, seorang entrepreneur, mengungkapkan kritiknya terhadap kebijakan baru penjualan gas elpiji 3 kilogram yang diberlakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Menurutnya, kebijakan ini mempersulit masyarakat, terutama pelaku usaha kecil, dalam mendapatkan gas bersubsidi. Aditya juga mencatat insiden tragis seorang ibu rumah tangga di Pamulang yang meninggal karena kelelahan saat mengantre untuk membeli gas elpiji. Dia menyatakan bahwa kebijakan tersebut menambah beban masyarakat kecil yang bergantung pada gas bersubsidi untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro. Kritik juga datang dari berbagai kalangan terkait kebijakan tersebut, termasuk seorang ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melihat potensi kebijakan tersebut dapat menghambat mata pencaharian banyak rakyat kecil, terutama para pengecer gas elpiji. Kebijakan baru yang mewajibkan pengguna menggunakan KTP terdaftar dan mengatur distribusi hanya melalui agen resmi dan pangkalan juga menuai kritik keras. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah meninggalnya seorang lansia berusia 62 tahun di Pamulang setelah mengantre gas elpiji untuk kebutuhan dagangannya.
Aditya Rahman Soroti Kasus Tragis Antre Gas 3 Kg

Read Also
Recommendation for You

Curhat seorang penyiar di Radio Republik Indonesia (RRI) terkait efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah menuai…

Deddy Corbuzier baru saja dilantik sebagai staf khusus Menteri Pertahanan, dengan berhak menerima gaji sekitar…

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, menyoroti pendekatan ekonomi yang berbeda-beda dilakukan…

Pegiat media sosial, Stefan Antonio mengangkat pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan…