Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti, secara tegas mengkritik pola komunikasi publik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dianggapnya kurang transparan dan tidak akuntabel. Menurutnya, pendekatan pengambilan kebijakan yang cenderung top-down dan militeristik tidak memperhatikan partisipasi publik dengan baik. Bivitri menekankan bahwa masalah utamanya bukan hanya terletak pada aspek komunikasi, tetapi juga pada kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan kebijakan. Ia menyoroti bahwa pemerintah seharusnya tidak bersikap semena-mena terhadap rakyat karena rakyatlah yang membayar pajak, dan para pejabat publik seharusnya bekerja secara berkualitas. Bivitri juga meragukan efektivitas dari perombakan kabinet (reshuffle) dalam memperbaiki kinerja pemerintah. Menurutnya, banyak menteri yang dipilih tidak memiliki kompetensi di bidangnya, sehingga tanpa rasionalitas yang jelas dalam penyusunan kabinet. Dengan demikian, Bivitri tidak yakin bahwa reshuffle akan membawa perbaikan yang signifikan dalam pemerintahan saat ini.
Pemerintah Abaikan Partisipasi Publik: Analisis Pendekatan Militeristik

Read Also
Recommendation for You

Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto telah mengomentari pengumuman susunan pengurus Danantara yang rencananya akan dilakukan…

Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia dan Australia menjadi sorotan setelah kekalahan telak…

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert harus menyiapkan satu bek tengah baru menjelang pertandingan melawan Bahrain….

Kantor Tempo kembali menjadi target teror setelah sebelumnya mengalami teror kepala babi. Kali ini, teror…

Pagar laut di Tangerang masih belum sepenuhnya dicabut meskipun banyak diberitakan sebaliknya. Nelayan Desa Kohod,…