Animasi Merah Putih kembali menjadi bahan perbincangan hangat. Setelah diperdebatkan mengenai kualitas dan anggaran produksinya, kini fokusnya beralih pada nama proyek tersebut.
Jurnalis Dandhy Laksono menghubungkan nama Animasi Merah Putih dengan berbagai identitas lembaga di Indonesia, mulai dari kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, program Koperasi Merah Putih, hingga judul film animasinya sendiri.
Dandhy menyatakan bahwa penamaan proyek ini dianggap kurang tepat dan memberikan konotasi negatif terhadap “merah putih”.
Proses produksi animasi ini baru dimulai intensif pada Juni 2025 meskipun perencanaannya sudah dimulai sejak tahun 2024. Meskipun film ini hendak mengusung nilai-nilai nasionalisme, namun publik sudah mulai mengkritik kualitas animasinya yang dianggap rendah dan di bawah standar karya animasi lokal sebelumnya.
Film animasi bernama “Merah Putih One for All” diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail oleh Perfiki. Sutradara film ini adalah Endiarto, dengan Bintang Takari sebagai animator dan penulis skenario.
Rencananya, film ini akan tayang pada hari kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 2025 dengan harga tiket yang terjangkau. Meskipun dilaporkan bahwa Anggaran produksi film ini berkisar antara Rp2,7 miliar hingga Rp8 miliar.
