Analisis Prabowo terhadap Noel sebagai Tersangka Korupsi: Dampak Pemerintahan Lemah

Presiden Indonesia Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi demi menjaga kepercayaan publik. Di tengah kasus korupsi yang melibatkan Mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer (Noel), Prabowo menyatakan bahwa Noel mungkin menganggap pemerintahannya lemah. Hal ini disampaikan oleh Prabowo saat membuka Pameran Otonomi Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) 2025 di ICE BSD City, Tangerang, Banten.

Sebagai Ketua Partai Gerindra, Prabowo menegaskan bahwa tidak ada yang akan dilindungi, termasuk anggota partainya sendiri, jika terlibat dalam korupsi. Prabowo juga menekankan bahwa korupsi pada akhirnya merugikan rakyat. Noel sendiri ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah Prabowo mengeluarkan pernyataan di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah pada 15 Agustus 2025.

Meskipun Noel belum secara resmi menjadi kader Partai Gerindra, Prabowo menegaskan bahwa ia tidak akan melindungi anggota partainya yang terlibat dalam tindakan korupsi. Prabowo secara konsisten mengingatkan pejabat negara untuk menjauhi korupsi sebagai Presiden Indonesia. Beliau telah bersumpah untuk menegakkan kebenaran dan memenuhi tanggung jawabnya kepada negara dan rakyat.

Sebelumnya, Noel telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan pungli terkait dengan penerbitan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan. Beberapa aset Noel, termasuk mobil mewah, telah disita oleh KPK sebagai bukti dalam kasus tersebut. SOSMED IG META: Prabowo, antikorupsi, Noel, KPK, Gerindra, K3.

Source link