Program Dana Abadi Pesantren dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming disebut bukanlah hal baru. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan hal tersebut. Dalam menanggapi hal ini, kader PDIP Ferdinand Hutahean mengkritik Gibran dan ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena program unggulan Prabowo-Gibran sudah dialokasikan dalam APBN saat ini.
Menurut Ferdinand, hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi antara Gibran dan Jokowi. Ia menyatakan, “Ketika bapak kurang briefing anak sebelum masuk medan laga.” Pernyataan Sri Mulyani tersebut diungkapkan dalam Konferensi Pers APBN KiTA pada Rabu.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa program-program tersebut sudah ditetapkan dalam UU APBN dan sudah dianggarkan dalam APBN 2024. Misalnya, anggaran perlindungan sosial sebesar Rp487 triliun, yang meliputi program-program seperti PKH, kartu sembako, PIP, KIP Kuliah, bantuan PBI untuk masyarakat tidak mampu termasuk lansia, bantuan subsidi listrik, subsidi energi, BBM, subsidi LPG. Selain itu, sudah ada juga dana abadi.
Namun, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, menyatakan bahwa jaminan kesehatan lansia sudah diakomodir dalam program KIS yang sudah ada. Oleh karena itu, program KIS Lansia Prabowo-Gibran dianggap tidak diperlukan.