Portal berita partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Efek Buruk BMAD Terungkap, Kekurangan Keramik Dalam Negeri Mirip dengan Kasus Minyak Goreng

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Trubus Rahardiansah, seorang pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, mengungkapkan dampak dari pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk China yang sedang diajukan oleh Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).

Usulan ini didasari oleh temuan KADI yang baru-baru ini dirilis. KADI merekomendasikan penerapan BMAD terhadap impor ubin keramik dari Tiongkok dengan tarif maksimal sebesar 199,98 persen.

Menurut Trubus, pemerintah perlu berhati-hati dalam mengambil kebijakan tersebut dan melakukan kajian terlebih dahulu mengenai dampak BMAD terhadap konsumen dan masyarakat pada umumnya.

Trubus menegaskan bahwa kebutuhan akan keramik di dalam negeri masih sangat tinggi, namun stok produk terbatas. Tanpa adanya transaksi ekspor dan impor, konsumen akan mengalami kerugian karena kebutuhan mereka tidak terpenuhi.

Dengan minimnya pasokan barang, Trubus mengungkapkan bahwa kemungkinan terjadi kelangkaan keramik seperti yang terjadi pada minyak goreng. Meskipun tersedia, harga keramik akan dinaikkan secara signifikan.

Trubus menyarankan agar pemerintah melakukan kalkulasi yang matang terkait dengan hal ini, agar tidak terjadi kekurangan stok di masa depan.