FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kritik terhadap pernyataan Presiden Jokowi tentang Istana Merdeka dan Istana Bogor yang dianggapnya berbau kolonial terus mengalir.
Salah satunya datang dari akun X @DRadjikin, yang menyampaikan ketidakpuasan atas komentar Jokowi mengenai kediaman resminya.
Dalam cuitannya, @DRadjikin mengungkapkan keheranan terhadap sikap Jokowi setelah sepuluh tahun tinggal di Istana Negara.
“10 tahun mengecap kekuasaan tinggal di Istana Negara, sudah mau lengser ngomong Istana Negara bau kolonial,” kata Didin Radjikin dalam keterangannya (15/8/2024).
Didin bilang, jika benar merasa tidak nyaman dengan bau kolonial, kenapa Jokowi tidak memilih tempat tinggal yang lebih sederhana.
“Loh kalau tahu bau kolonial kenapa kau tidak ngontrak! rumahan saja Jok?,” cetusnya.
Sebelumnya, Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik Presiden Jokowi atas pernyataannya mengenai Istana Merdeka dan Istana Bogor yang dianggapnya berbau kolonial.
Gerung menilai bahwa Jokowi tidak hanya mencium bau kolonial, tetapi juga mempraktikannya dengan mengadaptasi politik kolonial dalam pemerintahan.
“Dia mencium, dia menghirup, dia praktekkan kolonialisme itu. Dia merekolonialosasi bangsanya sendiri,” ujar Gerung dikutip dari unggahan akun X @ILCTalkShow (15/8/2024).
Menurut Gerung, Jokowi seolah-olah menganggap bahwa menjalankan politik kolonial adalah cara untuk bertahan.
“Diam-diam Jokowi menganggap bahwa menjadi kolonial itu, memungkinkan dia bertahan,” ucapnya.
Ia menilai bahwa strategi Jokowi memecah-belah partai politik seperti PDIP, Demokrat, dan PKB mencerminkan praktik politik kolonial yang mengutamakan penguasaan dan kontrol.