Pakar politik dan juga akademisi dari Universitas Bengkulu, Dr. Sugeng Suharto, menilai bahwa KPU RI perlu membersihkan isu kebocoran data pemilih yang baru-baru ini mencuat.
Menurutnya, langkah ini sangat penting agar kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu tidak terkikis.
“Ini sangat penting, KPU harus membersihkan masalah ini agar tidak ada masalah kepercayaan publik di masa depan terhadap hasil pemilu,” kata Dr. Sugeng Suharto di Bengkulu pada Rabu (29/11/2023).
Sugeng juga menekankan bahwa jika memang terjadi kebocoran data pribadi pemilih dari data KPU RI, penyelenggara pemilu harus melakukan perbaikan dan mengembangkan sistem yang lebih baik.
Namun, jika data yang tersebar bukan berasal dari KPU, KPU juga harus menjelaskan kepada publik untuk menghindari persepsi negatif terhadap lembaga penyelenggara pemilu atau menjadi dasar tuduhan dari pihak tertentu yang ingin memanfaatkan isu tersebut.
“Jika pihak lain, terutama yang misalnya menentang kebijakan pemerintah, akan menggunakan hal ini sebagai senjata, (oleh karena itu harus ditangani dengan baik),” katanya.
Pada Senin, 27 November 2023, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) mengungkapkan bahwa sebuah akun anonim bernama Jimbo di BreachForum mengunggah 252.327.304 data yang diklaim berasal dari situs kpu.go.id.
Data tersebut dijual seharga 74.000 dolar AS dan berisi NIK, nomor KK, nomor KTP, paspor, nama, tempat pemungutan suara, status difabel, jenis kelamin, tanggal dan tempat lahir, status perkawinan, serta alamat.