Eks Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono, mengatakan bahwa pajak karyawan hanya membebani pekerja. Dia menduga bahwa hasilnya akan digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurutnya, IKN hingga saat ini belum diminati oleh investor. Akhirnya negara mengambil pajak dari pekerja untuk itu.
“Mau tidak mau, akhirnya, untuk membangun IKN yang memang negara tidak memiliki uang untuk membangun ibu kota negara, tidak ada investor yang datang, dari mana lagi kalau bukan memajaki rakyat, terutama para pekerja,” ungkapnya.
Dia berspekulasi, jika setiap pekerja membayar pajak sebesar Rp345 ribu, dikalikan dengan sekitar 57 juta pekerja di sektor formal, maka total pajak pekerja dalam setahun akan mencapai Rp110 triliun. Baginya, hal ini sangat memberatkan pekerja.
“Bukannya tambah kesejahteraan malah dinaikkan pajaknya, bukan?” katanya.
Apalagi, kata dia, saat ini inflasi tidak terkendali. Pekerja sekarang ditambah lagi bebannya dengan pajak baru.
“Sudah harga-harga mahal, beras mahal, sembako mahal, UMR naik cuma beberapa persen, kena pajak Rp345 ribu per tahun,” jelasnya.
“Apa-apaan sih Jokowi. Tapi dimaklumi, karena ibu kota negara tidak ada yang mau investasi, jadinya yang dibebankan kepada rakyat,” tambahnya.
Arief juga mengajak rakyat untuk bersama-sama menolak IKN.
“Karena itu mari kita tolak IKN ramai-ramai,” tandasnya.